Pendidikan, pengajaran dan pelatihan adalah serangkaian stimulus dan aktifitas yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan meraih reputasi. Tentu hasilnya akan menjadi optimal apabila stimulus yang diberikan sesuai dengan potensi inti yang dimilikinya. Jangan mengajari melukis terhadap orang buta, jangan mengajari pidato terhadap orang yang tuli. Itu berarti tahapan meraih prestasi adalah kenal bakat terlebih dahulu, kemudian tumbuhan minat yang sesuai dengan bakatnya. Sukses adalah kombinasi optimal antara bakat, minat dan cara hidup yang sehat. Puncak sukses adalah menjadi yang terbaik pada bidangnya (spesialisasi).
Jangan menggunakan cara yang biasa untuk hasil yang luar biasa. Ada tiga cara ilmu pengetahuan mengenali atau mengeksplorasi bakat seseorang. Pertama, dengan cara pengalaman tradisional, mengamati perubahan dan perkembangan perilaku seseorang. Cara ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Kedua, dengan cara psikotes, melalui wawancara dan tes tertulis. Ketiga, dengan cara DMI Assessment, melalui teknologi terkini yang full sistem, obyektif, cepat dan akurat. Setiap perkembangan zaman selalu menuntut kemajuan dan perubahan. Teknologi adalah ilmu yang dapat memberikan kemudahan disemua sektor perkerjaan dan sendi kehidupan. Mengapa pilih yang biasa jika ada yang luar biasa?.
DMI Infonesia sendiri adalah satu-satunya pemegang lisensi di Indonesia dari Comecare Pte, Ltd Singapore pemilik lisensi resmi deteksi fingerprint Singapura. Kemudian atas lisensi itulah DMI Indonesia mendaftarkan atas Hak Cipta (SURAT PENDAFTARAN CIPTAAN) TES DETEKSI BAKAT FINGERPRINT DMI di Departemen Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor Pendaftaran Hak Cipta adalah 043867 Selamat 50 tahun terhitung dari tanggal 03 Maret 2008.
Informasi lebih lanjut silahkan KLIK LINK berikut ini :


